Minggu, 03 Januari 2016

When 'Hope' just quote on the wall

"Hope, like the gleaming taper's light,
Adorns and cheers our way; And still, as darker grows the night, Emits a brighter ray."

Oliver Goldsmith
British - Irish author (1730 - 1774)

Hope, Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara ber doa atau berusaha.(wikipedia)

Banyak sekali penulis, penyair, dan hampir semua seniman menggunakan kata, arti , dan makna dari kata Harapan ini. Mereka (penyair) menciptakan kalimat yang sangat indah dan menginspirasi.  Sedangkan yang lain menjadikannya bentuk unik dan menarik lainnya. Sedangkan dibelahan lain kehidupan para seniman ada orang-orang yang bahkan masih sangat jarang menemukan sebuah harapan.

Orang-orang seperti mereka (aku) saat ini menganggap bahwa Hope atau harapan tidak pernah lebih dari sekedar kata-kata biasa, mungkin seperti poster yang di tempel di pohon pohon saat musim pilgub, Pilpres,  atau iklan masyarakat seperti sedot wc dan lain sebagainya. Kadang aku bertanya pada diri sendiri "apa cuma aku?" yang merasakan hal ini,  sebuah situasi dimana kata-kata indah para penyair tidak lagi seajaib dulu (saat aku kecil).

Pernah suatu kali di pagi hari yang mendung, disaat aku dalam perjalanan menuju tempatku mencari berkah tuhan, aku berhenti sejenak dan duduk di sebuah gerobak penjual nasi uduk di jalan menuju stasiun kereta api di jakarta (berdekatan dengan museum mandiri),  disana aku duduk sambil menikmati nasi uduk dan air teh,  suapan demi suapan hingga nasi uduk itu lenyap secara sempurna untuk di jadikan energi. Lalu,  tidak lama ibu penjual uduk itu bertanya "mau kerja ya mas,"  mengisi kembali air teh ke dalam gelas
"kerja dimana toh mas?"  "di asemka,"  aku bilang.
"bu,  jualan kaya gini udah lama?"
"yah beberapa taun mas,  mas ini dari mana toh?" 
"dari Sumedang bu,  saya baru di jakarta," "ibu punya harapan apa di tahun 2016 ini bu?" ibu itu tersenyum
"Yah,  yang penting bisa makan,  sehat,  anak sehat,  suami sehat."
"iya ya bu,  semoga lebih baik."

Bagi sebagian orang,  harapan tentang kehidupan bahkan bisa menjadi lebih sederhana di bandingkan harapan yang di ucapkan  saat meniup lilin ulang tahun. Bagi mereka,  harapan tidak lebih dari sekedar kata-kata. Kata-kata yang dulu sangat ajaib.

Dulu, aku punya banyak sekali harapan, semakin lama satu per satu harapan  itu mulai memudar, beberapa aku yakin  sudah hilang dan melebur bersama waktu yang terus berjalan.

Harapan, kata ajaib yang bagi sebagian orang hanyalah sebuah kata bijak penghias dinding.

Keterangan foto: foto di ambil di tembok di dalam kosan,  di samping rel.

2 komentar:

  1. Iya kak, ironis memang. Di satu sisi Harapan memberi begitu banyak kekuatan, di sisi lain harapan tak jarang mendorong kekuatan itu kearah yg lain yang melemahkan orang yang berharap itu sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah, bagaimana pun juga semoga apa yg terjadi berjalan dengan baik.

      Hapus

Berkomentar sesuai artikel. Semua kebijakan berada di tangan admin dan tidak bisa di ganggu gugat.